Salah komunikasi akhirnya botak licin

Mesin bergetar rejeki lancar sepenggal kata yang menggambarkan seorang tukang pangkas mengais rejeki demi memenuhi nafkah lahiriah diti dan keluarga, di episode kali ini informasi seputar pangkas rambut datang dari cerita pengalamanku ketika itu salah komunikasi dengan pelanggan akhirnya beliau botak licin.

Salah komunikasi akhirnya botak licin
Ilustrasi by pixabay
Cerita tahun 2019 lalu di penghujung bulan ramdhan 1440 hijriah, pemandangan tak biasa di kios-kios cukur rambut. Begitu juga di kios cukur rambutku saat itu walaupun masih baru berkecimpung menjadi tukang pangkas rambut, sore sekitar pukul 17.00 wib datanglah pelanggan yang baru tiba dari malaysia bapak-bapak paruh baya dengan sedikit tipis tekstur rambut dan sebagian sudah memutih.

Percakapan dimulai
Pelanggan : bang potong rambut.
Saya : oh, iya pak silahkan duduk pak, sembari memasang kain saya langsung cerita " bapak dari mana".
Pelanggan : dari sinilah!!
Saya : hehehe , iya maksud saya asal dari mana.
Pelanggan : oh, saya asal malaysia.
Saya : sembari menata rambut saya tanya " mau di potong pendek pak?"
Pelanggan : iya!!
Saya : baiklah. Persepsiku potong pendek  dan mengeksekusi dengan pendek menyisakan 0,5 inci seperti yang saya bikin potong rambut rapi pria. Baru jalan separi Tersentak langsung beliau kaget wahh kok gini!!!
Saya : iya pak inikan pendek apa kurang pendek.
Pelanggan : dia langsung menjelaskan dengan bercampur bahasa melayu ( dan menurut pemahamanku dia ingin potong pinggir sedikit atau dirapikan aja atau sedang-sedang saja)
Saya : lah kata bapak pendek, ya gini pak!! Kecuali bapak bilang potong sedang aja atau di rapikan saja.
Pelanggan : ya udah lasung botak saja bang!
Saya : ok pak ! Langsung eksukusi tanpa alas clipper atau nol/ botak.
Pelanggan : udah botak ya?
Saya : sudah pak!! Apa mau botak lagi?
Pelanggan : iya botak lagi, kasi licin aja.
Saya : oke pak , dengan senang hati. Proses pengerokan berlanjut sampai selesai.


Setelah selesai pengerokan saya langsung bilang, pak maaf tadi salah tanggap. Jadi kalau disini potong pendek memang di kasi habis maksimal menggunakan sepatu nomor 4 atau 13mm rambut yang tersisa. Bersyukurlah Beliaupun mengerti dan tidak marah, malah si bapak bilang, ini bulan ramdhan sebentar lagi mau hari raya jadi kita saling memaafkan dan sambil berjabat tangan.

Pelajaran yang saya ambil dari kejadian tersebut bahwa saya harus lebih teliti dan cepat tanggap, juga harus hati- hati dalam memotong rambut. Jangan sampai terulang kedua kalinya dengan kejadian yang sama, prinsip saya dalam mencukur rambut kesalahan- kesalahan yang pernah saya buat dijadikan evaluasi agar kedepan lebih baik.

Sampai disini coretan pengalaman salah komunikasi akhirnya botak licin selama ini dalam kegiatan mencukur rambut, terus dukung blog ini untuk bisa terus berbagi. Jangan lupa share konten/ artikel ini ke tema-teman atau share melalui media sosial yang ada di bawah artikel, oke.
Jangan lupa becermin dan salam ganteng.
Purwanto
Purwanto Cah kuper

Posting Komentar untuk "Salah komunikasi akhirnya botak licin"