Menjadi tukang pangkas rambut

Coretan elektronik ini merupakan kisah pengalaman pribadi menjadi tukang pangkas dan bukan sebuah cita-cita atau impian yang di inginkan, dari sejak smp kelas 1 saya sudah bisa memangkas rambut, awal mulanya bukan keinginan untuk memangkas sehingga ketika itu bapak saya menyuruh memotong rambutnya yang sudah sangat panjang, dengan gunting seadanya sayapun menuruti keinginan bapak dengan mengikuti arahan dari bapak kebetulan sih si waktu itu bapak sedikit banyaknya bisa memangkas rambut itupun bukan seorang pangkas profesional.

Pengalaman Menjadi tukang pangkas

waktu itu ketika saya memangkas rambut si bapak tidaklah langsung rapi melainkan sangat jelek hasil potongan tidak rapi kemudian compang-camping bentuk seperti di gigit tikus wktu itu tanggapan bapak ya! Nerima saja apa hasilnya, tak berhenti disitu akhirnya si bapak tidak kapok dengan hasil pangkasan saya kemudian menyuruh untuk memtong rambutnya lagi yang sudah panjang, dengan sedikit pemaksaan juga untuk menuruti kemauan bapak, ya udah saya turuti dan waktu itu hasil potongan rambut lebih rapi dari yang sebelumnya.

nah seiring waktu berjalan bapak terus menyuruh saya lagi untuk memotong rambutnya, sehingga dari hasil pangkasan saya mulai terlihat dan tau oleh banyak ornang setidaknya saya bisa memangkas rambut  dari mulai abang, teman sekolah, dan juga tetangga di rumah saya pangkas rambut mereka tanpa saya punguy biaya apapun.

Kegiatan memangkas waktu itu berjalan sampai tamat sekolah menengah atas, dikarenakan setelah tamat sekolah tahun 2009 saya memutuskan untuk merantau ke batam untuk mencari kerja, disana sempat bekerja menjadi tukang perabot, kerja di perusahaan, karyawan di mall, dan saya sempat bekerja serabutan juga, tepatnya di bulan juli tahun 2015 saya memutuskan untuk keluar dari batam dan  balik ke kampung asal, sesampainya di kampung sempat merasakan susana bulan ramadhan dan lebaran di kampung.

sehabis lebaran tepatnya di bulan agustus saya memtuskan untuk merantau lagi ke riau pulau burung melamar kerja sebagai karyawan perusahaan besar di sana, setelah di terima pada bulan september tahun 2015 di perusahaan tersebut saya pun menjalankan aktifitas sehari- hari sebagai karayawan, berjalanya waktu sampailah di tahun 2017 sempat terfikir apakah mungkin saya bisa bertahan disini terus menjadi karyawan? apa mungkin ini pekerjaan yang tepat untuk saya dalam artian kita tidak tahu yang akan terjadi kedepanya kalau saya tidak bisa bertahan disini selanjutnya bagaimana!!?

Dengan pemikiran seperti itu mulailah saya berfikir apa yang harus di lakukan ketika saya harus keluar dari perusahaan, dengan melihat pengalaman saya dan saya berfikir ketika itu saya harus mempunyai skill yang harus saya bawa ketika sudah tidak bekerja di pulau ini, tersontak hati ini berfikir bahwa dulu saya kan bisa pangkas rambut, kenapa tidak di kembangkan saja!! Dari situlah saya mulai belajar lagi untuk memangkas rambut dan ingin mencoba menjadi pemangkas profesional.

dengan fasilitas yang ada saya mencoba melihat tutorial pangkas rambut di youtube untuk mempelajari apa yang harus di persiapkan dari peralatan sampai teknik menjadi tukang pangkas, setelah sedikit memahami semua yang di perlukan saya coba memberanikan diri untuk membeli peralatan terlebih dahulu sebagai pemulanya, waktu itu saya membeli mesin cliper untuk memotong rambut yang mereknya wahl super taper single yang seharga rp 649.000,- dengan pengetahuan seadanya saya juga kurang begitu faham soal kualitas barang tersebut sehingga saya sempat mencari tau tentang ciri-ciri mesin wahl yang asli di internet dan hasilnya mesin saya itu original dan cocok buat usaha jangka panjang, mulai dari situ juga perlahan untuk melngkapi peralatanya lagi seperti guntung, pisay cukur dll.

Sempat belajar teori melalui youtube namun masih minim pengalaman di prakteknya, hingga akhinya saya mencoba untuk paraktek sebagai uji coba yaitu teman satu kosan, dan kebtulan dia mau kalo untuk menjadi bahan percobaan, dengan hasil yang belum memuaskan karena masih baru menggunakan mesin cliper tangan tersa masih kaku untuk mengayun si mesin tersebut.

Dengan seiring waktu dan berterimakasih kepada teman satu kosan untuk menjadi bahan praktek hasil pangkasan rambut saya menjadi lebih rapi, singkat cerita seiringnya waktu di tahun 2018 bulan juni saya memtuskan kontrak di perusahaan tesebut karena ada suatu halangan yang harus memutuskan untuk berhenti dan pulang ke kampung asal saya.

Nah apa yang sudah saya fikirkan ternyata ada benernya dengan minimnya peluang pekerjaan di kampung membuat saya memutuskan untuk menjadi tukang pangkas bermodal sedikit pengalaman dan sedikit nekat sampilah detik ini masih bertahan menjadi tukang pangkas yang masih newbie.

Lokasi dan perlatan pangkas yang terlihat

Pelajaran: tetaplah fokus dengan pekerjaan yang sedang di jalankan, namun sediakan juga payung sebelum hujan, dalam artian tetaplah mencari bekal untuk nantinya jika sudah tidak lagi di butuhkan di tempat tersebut.
Purwanto
Purwanto Cah kuper

Posting Komentar untuk "Menjadi tukang pangkas rambut "