Merelakan demi orang tua

Berakhirnya masa pendidikan SMA / M.A dan tidak melanjutkan ke jenjang kuliah kemudian dalam benak berfikir hanya ingin pergi ( merantau), waktu itu tepat pada bulan juli 2009 niat tercapai merantaulah ke pulau BATAM dalam masa perantauan niat bekerja dan bisa menghsilakan uang. Dalam masa pencarian kerja tidak selalu mulus karena persiapan dan persayaratan memang sudah lengkap untuk melamar pekerjaan di perusahaan namun belum rejeki memulai kerja sebagai pekerja perabot di tempat terdekat di batu aji batam.

Demi orang tua

Berjalan 9 bulan pada tahun 2010 akhirnya mencoba melamar di perusahaan di muka kuning batam dan diterima sebagai karyawan dengan kontrak selama 3 tahun dari tahun 2010 hingga 2013, seusai kontrak di tahun tersebut harus bersusah payah mencari pekerjaan lagi sampai ketemu pekerjaan di mall menjadi tukang roti selama setahun lamanya, sisa waktu hingga awal tahun 2015 bekerja serabutan dan memutuskan pulang kampung ke tanjung batu kundur meninggalkan pulau batam.
Keberadaanku di kampung tidak membuat terus menetap, hingga akhirnya memutuskan pergi merantau lagi ke RIAU pulau burung untuk mencari kerja, perjuangan juga terasa karena tidak langsung diterima di perusahaan tersebut, sampilah penantian selama sebulan dapat panggilan kerja dan di terima dibperusahaan yang bisa di bilang karir kerja sangat menjanjikan dari penempatan kerja lingkungan dsb.

Dalam perjalanan karir masa kerja belum genap satu tahun dan meninggalkan kedua orang tua, tepat pertengahan tahun 2016 ibu terserang sakit herpes (kayap api) yang membuat bagian perut luka melepuh hingga sulit beraktifitas parah selama 2 tahun dan hingga kini terasa sakit panas datang pergi masih bersarang di tubuhnya meski luka sudah sembuh total di karenakan penyakit tersebut sudah menyerang ke syaraf, melihat keadaan tersebut sebagai anak nya merasa simpati dan berfikir untuk bisa menjaga atau meringankan orang tua di kampung setidaknya biar jangan jauh dari orang tua karena terhalang oleh perantauan.

Dimasa itu masih terikat kontrak keadaan ibu pun makin memburuk karena di saat daya tahan tubuhnua lemah dan membutuhkan perawatan khusus ke dokter, di karenakan saya di perantauan dan keterbatasan libur sangat sulit untuk mengontrol ibu yang sedang sakit, kesempatan hanya bisa di dapat saat libur mingguan untuk mengantar beliau rujuk ke RSUD, dari semenjak itu dokter menyarankan untuk rutin pengcekan kesehatan secara berkala, jadi untuk melanjutkan pengcekan rutinitas berkala nanti tidak bisa beliau sendirian karena di butuhkan teman untuk mengantarnya, sementara saya masih di perantuan beliau di temani tetangga karena saudara dekat dari belah pihak bapak dan ibu tidak ada. Dari situ saya berfikir sampai kapan harus nyusahkan orang lain sementara anaknya masih sehat dan harusnya bisa nemani orng tua.

Tubuh Berasa di atas awang- awang karena di hadapi pilihan yang kala itu karir sedang mencapai batas kenyamanan meski hanya seorang karyawan pabrik, sempat juga berimpian punya keluarga dan masih tetap bekerja pulau burung, namaun di sisi lain harus dan baerkewawajiban untuk memeperhatikan orang tua di kampung.

Jadi dengan penuh pertimbangan hingga sampai suatu saat kala itu di bulan mei tahun 2018 memutuskan untuk memutuskan untuk tidak di perpanjang kontrak lagi di peeusahaan dan merelakan " kesempatan cemerlang di karair yang sayang untuk di lepasakan" ucap kepala bagian departemen perusahaan, beliau juga tidak bisa mencegahku untuk tetap bertahan hingga akhirnya resignpun jadi pilihanku dan kemudian melanjutkan untuk pulang kembali ke kampung ku sampai sekarang.

Kesimpulan:
Kedua orang tua lebih penting dari segalanya, biarpun apa yang menjadi kesayangan ada di hadapan tetap harus  rela melepas dan mengdepankan orang tua sekiranya beliau memang membuthkan kasih sayang dari anaknya dalam artian menjaga, tidak menelantarkan, terus memperhatikan dan ucapkan doa diselah ibadah.

Ya allah ampunilah dosa ku dan kedua orang tuaku serta kasih sayangilah kedua orang tua ku sebagai mana mereka mengasih sayangiku di waktu kecil.
Purwanto
Purwanto Cah kuper

Posting Komentar untuk "Merelakan demi orang tua"